Jumat, 28 Januari 2022

BIJAKSANA DALAM KOMUNIKASI


Pada suatu masa… di sebuah kerajaan antah berantah… ada seorang punggawa istana yang terkenal sangat bijaksana. Ia menghadiahi pangeran yang ada di kerjaan tersebut 3 boneka kecil. 

Sang Pangeran spontan tidak suka dengan pemberian tersebut: "Apakah kamu pikir aku ini seorang gadis sehingga kamu memberi boneka?

Orang bijak itu pun menjawab: "Tuanku, Ini adalah hadiah untuk raja masa depan, jika tuanku pangeran memperhatikan dengan teliti, Ada sebuah lubang di telinga masing-masing boneka."

Lalu orang bijak menyerahkan seutas tali seraya memasukkan tali ini ke dalam telinga setiap boneka.

Dengan rasa penasaran, pangeran mengambil boneka pertama & memasukan tali ke dalam telinga boneka pertama yang ternyata talinya keluar dari telinga lainnya.

Ini adalah salah satu tipe orang, "Apapun yang Orang katakan padanya, pembicaraan tersebut akan keluar lagi dari telinga lain dan ia tidak akan mengingat apa pun juga."

Coba Boneka kedua, masukkan tali di telinga kanan.. Nah tali tersebut keluar dari mulut kan. Ini adalah tipe kedua, apa pun yang Orang katakan padanya… Ia akan menyampaikannya kepada orang lain.

Pangeran mengambil boneka ketiga serta mengulangi prosesnya. Kali ini talinya tidak keluar sama sekali. Ini adalah tipe orang yang menerima apa pun yang Orang katakan padanya lalu menguncinya di dalam dirinya, tidak akan pernah keluar lagi.

Pangeran bertanya, jadi orang yang baik seharusnya seperti apa?
Orang bijak menyerahkan boneka ke4, sebagai jawabannya. Ketika pangeran memasukan tali ke telinga boneka itu, tali tersebut keluar lagi tapi dari telinga lain.

Orang bijak berkata: "Lakukanlah sekali lagi".
Pangeran mengulangi prosesnya, kali ini tali tersebut keluar dari mulut, lalu ketika ia menempatkan tali ketiga kalinya, tali itu tali tersebut tidak keluar sama sekali.

Ini adalah tipe orang terbaik, untuk bisa menjadi orang yang dapat dipercaya, seseorang harus tahu kapan untuk tidak mendengarkan, kapan orang tersebut setelah mendapat informasi terus menyimpannya dan memilih untuk diam dan kapan ketika ia mendapat informasi, ia harus berbicara dan menyampaikan informasi tersebut pada orang lain.

Terkadang ketika kita mengetahui informasi rahasia misalnya ada gossip menarik tentang “orang-orang atas” atau boss kita, kita malahan asyik menyampaikan pada orang lain bahkan dengan bumbu-bumbu penyedap. Ada informasi yang kita juga sesungguhnya tidak begitu memahaminya karena kita bukan pakar di bidang tersebut. Tapi di forward juga ke grup-grup WA. Itu sebabnya fitnah, hoax berkembang dengan sangat cepat di Indonesia. 

Ada informasi penting yang perlu disampaikan pada boss, malahan tidak berani disampaikan karena takut “dianggap” menjilat, takut reaksi boss menjadi kurang senang, dll. 

Ada informasi yang bisa membuat panas hati kita, sulit bekerja karena emosi… Atau membuat kita menjadi takut, malahan didengarkan dan disimpan di dalam hati dan pikiran kita, juga tidak jarang juga disampaikannya lagi pada yang lainnya. Padahal informasi seperti ini apalagi memicu emosi kita, apabila kita mengambil tindakan saat emosi sedang tinggi, bisa jadi akan kita sesali kemudian.
Bijaklah dalam menerima informasi, menyampaikan informasi dan menyimpan informasi. 

"Wise men speak because they have something to say; Fools because they have to say something."
(Plato)
Share:
Location: Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, Indonesia

ARSIP